Tak Mampu Beli STB, Warga Gigit Jari karena Terputus dari Informasi dan Hiburan


Keputusan pemerintah menghentikan siaran televisi analog membuat sejumlah warga di Kabupaten Bandung Barat kelabakan lantaran mesti membeli set top box (STB) agar tetap bisa menonton televisi.

Bagi warga berpenghasilan tinggi hal itu tak masalah. Berbeda dengan warga berpenghasilan cekak, penghentian tersebut membuat mereka terputus dari informasi dan hiburan.

Hobi Ade Sukarya menonton pertandingan Piala Dunia 2022 di televisi harus terhenti sejak Jumat, 2 Desember 2022. Warga berusia 55 tahun asal Kampung Harjamandiri, Desa Tagogapu, Kecamatan Padalarang akhirnya gigit jari setelah siaran analog di layar televisinya diputus pemerintah. Padahal, turnamen si kulit bundar sedunia itu merupakan hiburan baginya.

"Sok ditungguan da rame (Saya suka menunggu untuk menonton pertandingan karena ramai)," ucapnya.

Kini, ia mengaku hanya bisa hulang-huleng atau termenung setelah tayangan favoritnya tak bisa lagi dinikmati. Untuk kembali bisa menikmati siaran televisi, Ade harus membeli perangkat set top box. Persoalannya, ia belum mampu membelinya.

Sebagai petani berpenghasilan tak tentu, Ade mesti berhitung benar bila ingin membeli perangkat itu. Ia masih memiliki tanggungan keluarga. Anaknya yang masih SMP juga butuh biaya.

"Daripada dipeserkeun kana set top box mending kana ongkos sakola (Ketimbang dibelikan set top box, mending untuk biaya anak sekolah)," ucapnya.

Nasib Wawah (45), warga Kampung Cipicung, Desa Cipada, Kecamatan Cikalongwetan setali tiga uang. Ibu rumah tangga itu mengaku sudah tak mengetahui informasi atau berita yang beredar setelah penghentian siaran analog itu.

"Informasi ningan teu terang, teu terang hiburan (Informasi dan hiburan sudah tak tahu)," tuturnya.

Sambil berseloroh, ia juga mengaku dunia sinetron yang menjadi tontonannya kini gelap.

"Teu terang Elsa, Andin (Sudah tak tahu lagi cerita Elsa dan Andin dalam sinetron Ikatan Cinta)," ujarnya tergelak.

Wawah juga kesulitan membeli set top box karena kondisi keuangan keluarganya. Dia hanya ibu rumah tangga biasa. Pada siang hari, ia membantu suaminya mencari rumput untuk domba peliharaan mereka. Tak ayal, membeli set top box menjadi kemewahan tersendiri bagi keluarga dengan penghasilan yang tak berlebihan itu.

Pemutusan siaran analog membuat permintaan akan set top box melonjak. Lutfah (24), warga Desa Nanggeleng, Kecamatan Cipeundeuy yang kerap berjualan perangkat tersebut mengaku harga barang itu di platform belanja dalam jaringan sudah merangkak hingga mencapai Rp300.000. Dulu, sebelum penghentian siaran dilakukan, harganya hanya Rp185.000.


sumber : pikiran-rakyat.com

Belum ada Komentar untuk "Tak Mampu Beli STB, Warga Gigit Jari karena Terputus dari Informasi dan Hiburan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel