Astagfirullah... Saya Sering Melakukannya Semoga Kamu Tidak Seperti Muslim yang seperti ini


Berapa harga sehelai sayap nyamuk ?
Atau harga seekor nyamuk utuh sekalipun ?
Tentu tidak ada harganya sama sekali, dan semua orang pasti menganggap nyamuk adalah hewan yang tidak berarti.
Bahkan jika seseorang baru saja membunuh seekor nyamuk, adakah ia merasa kehilangan, sedih, menyesal dan menjadi beban karena telah membunuhnya ?
Saya yakin, pasti tidak akan ada yang peduli sama sekali...
Demkian pulalah dunia di sisi Allah, dunia yang kita kejar mati-matian, berletih-letih sampai lalai, menyeret kita pada kecurangan, perceraian, putus silaturahim, rusak persahabatan, riba, menjual kehormatan dan terhina, ternyata nilainya kurang dari sehelai sayap nyamuk.
Dalam sebuah hadits, “Jika dunia ini nilainya di sisi Allah seperti sayap nyamuk saja, maka Dia tidak akan membiarkan seorang yang kafir minum dari dunia ini walau seteguk air.” (HR Ahmad).
Sungguh tidak berartinya dunia disini Allah yang Maha Besar dan Kaya, sampai-sampai orang yang tak beriman pun Allah berikan.
Lantas mengapa kita sebagai seorang muslim begitu merisaukan dunia ?
Bahkan mengejarnya hingga sampai lalai ?
Bukankah dalam perkara mencari kebutuhan dunia, al-Quran menyuruh kita ‘berjalan’ (famsyuu fii manaakibihaa),
Tetapi saat memerintakan kita beribadah dan mengingat Allah, kita disuruh berlari (fas’aw ilaa dzikrillah), melesat menuju-Nya (fafirruu ilallaah), dan bersegera kepada keampunan (wasaari’uu ilaa maghfirah).
Harusnya ritme gerakan yang seperti inilah yang harus kita terapkan, sehingga dapat melahirkan rehat jiwa, damai hati, menjadi lebih bersyukur dan tidak menjadi orang yg tamak akan dunia.
Karena itu coba ingat-ingat kembali...
Bisa jadi kita sering merasa letih dalam menjalani kehidupan, Sering kecewa, Sering Lalai, Sering merasa kurang, Sering hasad dan Berbuat dzalim.
Jangan-jangan kita selama ini berlari mengejar dunia yang bukan pada tempat yang harusnya kita berlari.
Dan sebaliknya sering merasa tidak bergairah dan kosong?
Sering merasa berat, Sering merasa malas, Sering gelisah, Sering kehilangan arah.
Jangan-jangan karena kita berhenti atau berbalik arah pada urusan akhirat, Padahal harusnya kita berlari pada track yang harusnya lari.
Kita semua merindukan dan berharap tentang akhir kehidupan yang abadi dan penuh kebahagiaan, dan semua itu hanya ada di surga. Maka pikirkanlah akhirat.
Sebab semua pekerjaan yang berorientasi hanya pada dunia, ujungnya adalah keletihan, rusak, sirna dan kita tinggalkan.

Karena itu jangan mati-matian mengejar sesuatu yang tidak kita bawa mati.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Astagfirullah... Saya Sering Melakukannya Semoga Kamu Tidak Seperti Muslim yang seperti ini"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel